Garis Waktu Sejarah Desain Grafis
Sejarah
Sumber
: Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, Jakarta 2001; The
Visual Dictionary of Graphic Design, Gavin Amborse & Paul Harris,
London 2006
Desain
grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia
saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Perjalanan desain dan gaya huruf latin
mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan
Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru
dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama,
serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya
terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S,
T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk
mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U
dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet
Latin menjadi 26.
Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium
kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi
cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan
tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan.
Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin
meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah
huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk
tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini
karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu,
dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat
ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.Black Letter Script |
Berikut
ini adalah peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perkembangan desain
grafis. Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang
bisa digerakkan pada tahun 1447 dengan model tekanan menyerupai disain yang
digunakan di Rhineland, Jerman untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu
pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan
biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan
kembali Eropa.
Johannes Gutenberg (1398-1468) |
1851, The Great Exhibition
Diselenggarakan
di taman Hyde London antara bulan Mei hingga Oktober 1851,pada saat Revolusi
industri. Pameran besar ini menonjolkan budaya dan industri serta merayakan
teknologi industri dan disain. Pameran digelar dalam bangunan berupa struktur
besi-tuang dan kaca, sering disebut juga dengan Istana Kristal yang dirancang
oleh Joseph Paxton.
Ilustrasi Crystal Palace |
Buku optik dari Great Exhibition |
1892, Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec
Pelukis
post-Impressionist dan ilustrator art nouveau Prancis, Henri Toulouse-Lautrec
melukiskan banyak sisi Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan
lukisan yang menyatakan sebuah simpati terhadap ras manusia. Walaupun
lithography ditemukan di Austria oleh Alois Senefelder pada tahun 1796,
Toulouse-Lautrec membantu tercapainya peleburan industri dan seni.
Poster Aristide Bruant |
1910, Modernisme
Modernisme
terbentuk oleh urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Sebuah
dogma yang menjadi nafas desain modern adalah "Form follow Function"
yang di lontarkan oleh Louis Sullivan.Symbol terkuat dari kejayan modernisme
adalah mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para pengikutnya.
Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan ´bahasa mesin´, sehingga karya-karya
tradisi yang bersifat ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan
´estetika mesin´
1916, Dadaisme
Suatu
pergerakan seni dan kesusasteraan (1916-23) yang dikembangkan mengikuti masa
Perang Dunia Pertama dan mencari untuk menemukan suatu kenyataan asli hingga
penghapusan kultur tradisional dan bentuk estetik. Dadaism membawa gagasan
baru, arah dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya adalah ketidakrasionalan
yang disengaja, sifat yang sinis dan anarki, dan penolakan terhadap hukum
keindahan.
1916, De Stijl
Gaya
yang berasal dari Belanda, De Stijl adalah suatu seni dan pergerakan disain
yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama ditemukan oleh Theo Van
Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan warna-warna
dasar dan menggunakan komposisi asimetris. Gambar dibawah adalah Red and Blue
Chair yang dirancang oleh Gerrit Rietveld.
The Red and Blue Chair |
1918, Constructivism
Suatu
pergerakan seni modern yang dimulai di Moscow pada tahun 1920, yang ditandai
oleh penggunaan metoda industri untuk menciptakan object geometris.
Constructivism Rusia berpengaruh pada pandangan moderen melalui penggunaan
huruf sans-serif berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris. Gamabr
dibawah adalah model dari Menara Tatlin, suatu monumen untuk Komunis
Internasional.
Model dari Menara Tatlin |
1919, Bauhaus
Bauhaus
dibuka pada tahun 1919 di bawah arahan arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai
akhirnya harus ditutup pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu pendekatan segar
untuk mendisain mengikuti Perang Duni Pertama, dengan suatu gaya yang
dipusatkan pada fungsi bukannya hiasan.
Gedung Bauhaus |
1928-1930, Gill Sans
Tipograper
Eric Gill belajar pada Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf Underground
ke dalam Gill Sans. Gill Sans adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan
proporsi klasik dan karakteristik geometris lemah gemulai yang memberinya suatu
kemampuan beraneka ragam (great versatility).
Foto Eric Gill |
1931, Harry Beck
Perancang
grafis Harry Back ( 1903-1974) menciptakan peta bawah tanah London (London
Underground Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan abstrak yang mengandung
sedikit hubungan ke skala fisik. Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari
bagaimana cara sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain dan di mana harus
berganti kereta.
Foto Harry Beck |
Peta bawah tanah London |
1950s, International Style
International
atau Swiss style didasarkan pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti De
Stijl, Bauhaus dan Neue Typography, dan itu menjadi resmi pada tahun 1950an.
Grid, prinsip matematika, sedikit dekorasi dan jenis huruf sans serif menjadi
aturan sebagaimana tipografi ditingkatkan untuk lebih menunjukkan fungsi
universal daripada ungkapan pribadi.
Sampul buku dari Taschen |
1951, Helvetica
Diciptakan
oleh Max Miedinger seorang perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu
tipe huruf yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan bersih,
tanpa garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada huruf Akzidenz-Grotesk. Pada
awalnya disebut Hass Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada
tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model ketebalan dan Neue Helvetica
mempunyai 51 model.
Sampul buku Helvetica |
1960s, Psychedelia and Pop Art
Kultur
yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur
menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja
dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap seni
abstrak. Gambar dibawah adalah sebuah poster karya Milton Glaser yang
menonjolkan gaya siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi
melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar.
Poster karya Milton Glaser |
1984, Émigré
Majalah
disain grafis Amerika, Émigré adalah publikasi pertama untuk menggunakan
komputer Macintosh, dan mempengaruhi perancang grafis untuk beralih ke desktop
publishing ( DTP). Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk
eksperimen tipografi.
Sampul Majalah Émigré(tips desain.com) |
Sumber
: Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto,
Yogyakarta 2005
Warna
dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh
panajang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata
merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit
dari gelombang elektromagnetik.
Cahaya
yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai 780
nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui
prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum atau warna
cahaya, mulai berkas cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga,
hingga merah. Di luar cahaya ungu /violet terdapat gelombang-gelombang
ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah
terdapat gelombang / sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek,
dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan
TV. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa
suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga
terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut
memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena
sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu
benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna
pelangi.
Sebagai
bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih
mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam
perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek
identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan
dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut
. Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman,
warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning
untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata
pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.
Kemampuan
warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara
psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb:
Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu
mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan
turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Dari
pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat
dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi
penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu
benda. Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan
pada seseorang sbb :
- 1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
- 2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
- 3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
- 4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
- 5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
- 6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
- 7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
Dari
sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan
dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi
:
- 1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
- 2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
- 3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Selain
Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color
System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe
Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color
System.
Diantara
bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri
media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna
dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System
dipergunakan dalam industri media visual elektronika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar